Etika
Etika atau lazim
juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma,
nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang
baik. Berikut adalah pengertian etika menurut para ahli:
-
Drs.
Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah
laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal.
-
Drs. H.
Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai
dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya
-
Drs.
O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.
PROFESIONALISME
Profesionalisme dipahami
sebagai suatu kualitas yang wajib dipunyai oleh setiap eksekutif yang baik.
Ciri – ciri dari profesionalisme antara lain:
-
Mempunyai
keterampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan
peralatan tertentu.
-
Mempunyai
ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka
di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan
terbaik atas dasar kepekaan.
-
Mempunyai
sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi
perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya.
-
Mempunyai
sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka
menyimak dan menghargai pendapat orang lain.
Etika dan Profesionalisme Teknologi Sistem Informasi
Etika dan
profesionalisme teknologi sistem informasi merupakan norma-norma, nilai-nilai,
kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku, keahlian atau kualitas
seseorang yang profesional dari manusia yang baik dalam menggunakan Teknologi
Sistem Informasi yang ada di dalam lingkungannya.
Pengguna Etika dan Profesionalisme TSI
- Mereka
yang bekerja di bidang perangkat lunak (software), seperti :
-
Sistem
analis
-
Web
designer
-
Web
Programmer
- Mereka
yang bergelut di bidang perangkat keras (hardware). Pada lingkungan
kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti:
-
Technical
engineer, orang yang berkecimpung dalam bidang teknik, baik mengenai pemeliharaan
maupun perbaikan perangkat sistem komputer.
-
Networking
Engineer, adalah orang yang berkecimpung dalam bidang teknis jaringan komputer
dari maintenance sampai pada troubleshooting-nya.
- Mereka
yang berkecimpung dalam operasional sistem informasi. Pada lingkungan
kelompok ini, terdapat pekerjaan seperti :
-
EDP
Operator, orang yang bertugas mengoperasikan program-program yang berhubungan
dengan electronic data processing dalam lingkungan sebuah perusahaan
atau organisasi lainnya.
-
System
Administrator, orang yang bertugas melakukan administrasi terhadap sistem,
melakukan pemeliharaan sistem, memiliki kewenangan mengatur hak akses terhadap
sistem, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengaturan operasional
sebuah sistem.
Etika pada PTSI yang harus dilakukan oleh ‘Pengguna’
Etika yang harus dilakukan
oleh pengguna teknologi sistem menghormati hak cipta orang lain dalam hal
penggunaan teknologi informasi, tidak merugikan orang lain dan tidak merusak. Etika
dan Moral mendapatkan perhatian yang lebih dalam penggunaan TIK, terutama dalam
perangkat Lunak ( Software ). Software merupakan hasil pemikiran dan budidaya
manusia. Masalah software kaitannya adalah masalah hakikat dan kekuatan hukum
kepemilikan dalam menciptakan suatu kepemilikan, suatu hasil akrya baru maka
perlu adanya perlindungan hukum dari pembajakan maupun illegalitas.
Etika Dalam PTSI yang harus dilakukan oleh ‘Pengelola’
Sebagai pengelola
teknologi sistem informasi, harus melaksanakan tugasnya sebagai pengelola dan
tidak menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan dengan menjaga
kerahasiaan apa yang dikelolanya. Dalam era kini, informasi dipandang sebagai
aset atau sumber yang setara dengan sumber-sumber lain dan juga mempunyai
kekhususan persoalan dan pengelolaannya, sehingga diperlukan suatu manajemen
khusus yaitu sistem manajemen informasi dengan pengelolanya yang khusus yaitu
manajer informasi. Teknologi Informasi mempunyai pengaruh yang besar dalam
kehidupan manusia.
Etika Dalam PTSI yang harus dilakukan oleh ‘Pembuat’
Pembuat, dalam hal
merancang suatu teknologi informasi harus memperhatikan etika IT, tidak
mengamnil ide atau info dari orang lain secara ilegal. Sebagai seorang yang
profesional, kita mempunyai tanggung jawab untuk mempromosikan etika penggunaan
teknologi informasi di tempat kerja. Kita mempunyai tanggung jawab manajerial.
Kita harus menerima tanggung jawab secara etis seiring dengan aktivitas
pekerjaan. Hal itu termasuk melaksanakan peran kita dengan baik sebagai suatu
sumber daya manusia yang penting di dalam sistem bisnis dalam organisasi.
Sebagai seorang manajer atau pebisnis profesional, akan jadi tanggung jawab
kita untuk membuat keputusan-keputusan tentang aktivitas bisnis dan penggunaan
teknologi informasi, yang mungkin mempunyai suatu dimensi etis yang harus
dipertimbangkan.
Contoh Kasus Etika PTSI
Pelanggaran Etika, Teknologi Informasi
dan Profesionalisme di Bidang Olahraga Sepakbola
Sepakbola menjadi olahraga yang paling
di gemari di seluruh dunia. Olahraga sebelas melawan sebelas ini selalu
menampilkan pesonanya tersendiri di hadapan para penonton setianya. Tidak hanya
para pemain yang bertanding di dalam lapangan saja yang menjadi sorotan wasit
pun sering jadi perhatian karna keputusan-keputusannya yang konrofersial.
Istilah “wasit juga seorang manusia biasa” sudah tidak bisa diterima lagi oleh
para pemain dan suporter. Seringkali akibat keputusannya yang di anggap salah
menimbulkan kericuhan antar pemain dan tidak jarang pula wasitpun jadi
sasaranya.
Oleh karna itu peru adanya
perubahan-perubahan yang dilakukan oleh lembaga terkait yaitu FIFA untuk
menyelesaikan masalah ini. Masalah yang serin menjadi kontrofersi adalah soal
pemain yang dalam posisi offside yang tidak di anggap, gol yang tidak disah kan karna dianggap
belum melewati garis dan juga pelanggaran yang terjadi di belakang wasit.
Berbagai opsi sudah dilakukan oleh FIFA diantaranya dengan menambah dua orang
wasit yang diletakan masing-masing satu di belakan gawang untuk mengetahui
posisi bola yang mengarah ke gawang sudah melewati garis atau masih di luar
garis. Tapi lagi-lagi“wasit adalah manusia biasa” yang menjadi alasannya.
Akhir-akhir ini para pakar tenologi
mengusulkan untuk menggunakan teknologi dalam sebuah pertandingan sepakbola.
Mata-Elang (Hawk-Eagle)
Mata-Elang (Hawk-Eagle) adalah sebuah teknologi yang di usulkan para pakar
tenologi pada FIFA yang di gunakan untuk menyelesaikan hasil keputusan wasit
yang sering menjadi kontrofersi yaitu tentang bola yang mengarah ke gawang
masuk atau tidak. Cara kerjanya adalah dengan meletakan kamera dengan sensor
untuk apakah posisi bola sudah melewati garis gawang. Teknologi ini mengadopsi
pada olahraga tenis lapangan.
LCD Keputusan
Berbeda dengan mata-elang yang sudah di
proses oleh FIFA, LCD Keputusan hanya menjadi topik hangat di dunia maya yang
mengacu pada pelanggaran-pelanggaran menjurus kasar yang dilakukan pemain di
belakang wasit. Sistem seperti ini pernah dilakukan wasit saat memimpin
pertandingan piala dunia antara Italia vs Prancis. Saat itu Zidane menyundul
perut Materazzi dengan sengaja disaat wasit berlari membelakangi mereka. Wasit
akhirnya mengkartu merah Zidane setelah melihat siaran di LCD.
3. Side cam
Sama halnya dengan LCD keputusan, side cam juga hanya menjadi issu di
dunia maya. Ini mengacu pada seringnya keputusan wasit yang menganulir gol yang
di cetak dengan dalih pemain dalam posisi offside.Sebaliknya
kadang wasit juga mengesahkan gol walaupun pemain dalam posisi offside.
Referensi:
-
3_Etika-Profesi-Dalam-Dunia-Teknologi1.pdf
-
http://helmishatry.web.id/berita-110-pelanggaran-etikateknologi--informasi-dan-profesionalisme-di-bidang-olahraga-sepakbola.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar